Best Practice : Asep Supriadi, S.Pd.MM.Pd
Kepala SD Negeri Sukamanah
UPTD Pendidikan Kec. Tanggeung
Tahun 2017
Asep Supriadi, S.Pd.,MM.Pd |
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Penulis diangkat sebagai kepala SD Negeri Sukamanah UPTD Pendidikan Kecamatan Tanggeung Kabupaten Cianjur sejak tanggal, 1 Oktober 2015. sebagai Kepala Sekolah baru, yang pertama kali penulis lakukan adalah melakukan pengamatan dan mendata kondisi SD Negeri Sukamanah. Bayangan awal penulis , sekolah yang akan di kelola adalah sekolah Kecil yang ada di sisi pedesaan, karena SD Negeri Sukamanah ini terletak kampung Sukamanah Desa Sirnajaya Kecamatan Tanggeung Kabupaten Cianjur, ternyata kondisi sekolah ini masih sangat jauh dari harapan penulis.
Hasil pengamatan dan penilaian penulis tentang kondisi SD Sukamanah adalah:- Dokumen I kurikulum sekolah belum di susun.
- Sebagian guru belum mempunyai silabus dan RPP (perangkat pembelajaran
- Sarana dan prasarana di sekolah masih terbatas bahkan kondisinya sangat memprihatinkan (ditunjukkan pada gambar 1.1)
Gambar 1.1 Sarana dan Prasarana sekolah SD Negeri Sukamanah
- Pendekatan pembelajaran lebih banyak didominasi oleh peran guru, dan guru satu- satunya sumber belajar, selain buku paket.
- Pembelajaran yang dikembangkan di kelas-kelas lebih ditekankan pada hafalan dan mencari satu jawaban benar terhadap soal-soal yang diberikan.
- Dalam kegiatan pembelajaran guru belum mampu menerapkan model,metode atau strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan sehingga kurang mengembangkan daya nalar siswa secara optimal.
- Dalam proses pembelajaran guru sangat jarang memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, walaupun materi pelajaran ada kaitannya dengan lingkungan sekolah.
- Jumlah guru tidak memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM).
- Perolehan nilai Ujian Nasional masih dibawah standar nasional
- Administrasi sekolah maupun kelas nyaris tidak ada.
- Kegiatan KKG sekolah belum dimanfaatkan dan dilaksanakan secara optimal.
- Hubungan Masyarakat/Komite dengan sekolah kurang terjalin dengan harmonis.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di SD Negeri Sukamanah adalah kurangnya keterlibatan guru dan masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan, hal ini dapat dilihat dari prestasi belajar siswa SD Negeri Sukamanah di bawah standar nasional, bahkan tidak diperhitungkan di tingkat Kabupaten Cianjur
Berdasarkan permasalahan yang ada di SD Negeri Sukamanah tersebut, maka penulis mengambil langkah strategi pemecahan masalah selain funishment dan reward, juga melibatkan pemberdayaan KKG (Kelompok Kerja Guru) di sekolah.
KKG yang dilakukan di sekolah diartikan sebagai Team Pengembang Sekolah yang melakukan:
- Kegiatan memetakan kondisi sekolah,
- Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada,
- Membuat rencana tindakan penanganan masalah,
- Mengevaluasi pelaksanaan tindakan dan
- Menindak lanjuti hasil evaluasi.
KKG sekolah dapat berfungsi sesuai harapan penulis dalam meningkatkan mutu sekolah, langkah-langkah yang penulis lakukan di KKG sebagai berikut:
3.1 Bagi Guru
- Merangkul semua guru di SD Negeri Sukamanah untuk berpartisipasi aktif dalam meningkatkan mutu layanan pendidikan di sekolah.
- Menyadarkan dan membimbing guru memahami pentingnya peningkatan mutu layanan pendidikan bagi siswa.
- Membentuk pokja-pokja sesuai 8 standar nasional pendidikan
- Menyarankan kepada pokja-pokja agar memanfaatkan lingkungan dan sarana yang ada di sekolah sebagai modal untuk melangkah memperbaiki kondisi sekolah.
- Membuat agenda pertemuan rutin, khusus hari sabtu (sekitar 2 jam) membahas permasalahan yang ada dan mencari solusinya.
- Melaksanakan tindakan yang telah direncanakan dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki
- Mengevaluasi kegiatan.
- Menindak lanjuti hasil evaluasi.
3.2 Komite / Masyarakat Kampung
- Merangkul dan beradaptasi dengan Komite/Aparat Kampung untuk menjalin hubungan harmonis demi memfasilitasi untuk kemajuan memperbaiki sarana prasara di sekolah tersebut.
- Mengadakan pertemuan rutin satu bulan sekali mengevaluasi kekurangan dari sarana dan prasarana sekolah.
- Komite / Masyarakat ikut andil dalam mengembangkan perbaikan sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah
Kelompok Kerja Guru (KKG) sekolah dipilih sebagai salah satu alternative untuk mengatasi masalah. Karena kondisi SD Negeri Sukamanah sebelum penulis menjadi Kepala sekolah hubungan guru satu dengan yang lainnya kurang harmonis. Selain itu program sekolah juga hanya sebatas wacana dan merupakan ide kepala sekolah saja. Sementara pengelolaan sekolah dilakukan oleh kepala sekolah tanpa melibatkan guru-guru yang ada. Selain itu melalui KKG sekolah guru-guru juga mencari alternatif metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi kondisi sekolah. Pendekatan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) merupakan pendekatan yang kami gunakan. Dalam pendekatan pembelajaran PAIKEM, guru dapat memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
Masyarakat dapat digunakan sebagai sumber belajar, hal tersebut melalui survei. Survei dilakukan oleh guru untuk menemukan sumber belajar di masyarakat sehingga mampu menumbuhkan motivasi untuk memperkaya nilai-nilai hasil belajar guna dapat meningkatkan pemahaman dan peningkatan materi pelajaran. (Sarman, 2005).
Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar mengarahkan anak pada peristiwa atau keadaan yang sebenarnya atau keadaan yang alami sehingga lebih nyata, lebih faktual dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.
Manfaat nyata yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan lingkungan ini adalah:
1) Menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari anak;
2) Memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih bermakna (meaningful learning);
3) Memungkinkan terjadinya proses pembentukan kepribadian anak;
4) Kegiatan belajar akan lebih menarik bagi anak; dan
5) Menumbuhkan aktivitas belajar anak (learning aktivities). (Badru Zaman, dkk. 2005)
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis selama menjadi Kepala SD Negeri Sukamanah, guru-guru di SD Negeri Sukamanah dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar sangat jarang. Guru lebih sering menyajikan pelajaran di dalam kelas walaupun materi yang disajikan berkaitan dengan lingkungan sekolah. Sebagian besar guru mengaku enggan mengajak siswa belajar di luar kelas, karena alasan susah mengawasi. Selain itu ada guru yang menyampaikan bahwa mereka tidak bisa dan tidak tahu dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar.
Untuk mengatasi hal itu perlu adanya penyadaran dan pemahaman melalui diskusi kelompok diantara para guru mata pelajaran dan guru kelas dalam bentuk KKG untuk mendiskusikan masalah pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Dalam kegiatan diskusi tersebut para guru bisa membagi pengalaman dalam pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Penelitian Nur Mohamad (dalam Ekowati, 2001) menunjukkan diskusi kolompok memiliki dampak yang amat positif bagi guru yang tingkat pengalamannya rendah maupun yang tingkat pengalamannya tinggi.
Guru yang tingkat pengalamannya tinggi akan menjadi lebih matang dan bagi guru yang tingkat pengalamannya rendah akan menambah pengetahuan. Keunggulan diskusi kelompok melalui KKG adalah keterlibatan guru bersifat holistik dan konprehensif dalam semua kegiatan. Dari segi lainnya guru dapat menukar pendapat, memberi saran, tanggapan dan berbagai reaksi sosial dengan teman seprofesi sebagai peluang bagi mereka untuk meningkatkan kemampuan dan pengalaman.
Diskusi kelompok adalah suatu kegiatan belajar yang dilakukan secara bersama-sama. Diskusi kelompok pada dasarnya memecahkan persoalan secara bersama-sama. Artinya setiap anggota turut memberikan sumbangan pemikiran dan pendapat dalam memecahkan persoalan tersebut. Diskusi kelompok adalah suatu kegiatan belajar untuk memecahkan persoalan secara bersama-sama, sehingga akan memperoleh hasil yang lebih baik.
Berdasarkan pengamatan dan supervisi yang dilakukan penulis, setelah melalui tahapan tindakan dalam upaya memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam pembelajaran, membawa hasil/dampak sebagai berikut:
- Guru menyadari dan memperoleh banyak manfaat dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar diantaranya: (1) lingkungan menyediakan berbagai hal yang dapat dipelajari siswa, memperkaya wawasannya, tidak terbatas oleh empat dinding kelas dan kebenarannya lebih akurat; (2) proses pembelajaran dimungkinkan akan lebih menarik, tidak membosankan, dan menumbuhkan antusiasme siswa untuk lebih giat belajar; (3) belajar akan lebih bermakna (meaningful learning), sebab siswa dihadapkan dengan keadaan yang sebenarnya; (4) aktifitas siswa akan lebih meningkat dengan memungkinkannya menggunakan berbagai cara seperti proses mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan sesuatu, menguji fakta, dan sebagainya; (5) dapat dimungkinkan terjadinya pembentukan pribadi para siswa, seperti cinta akan lingkungan (Udin S W dkk, 2005).
- Dalam memanfaakan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dan keseriusan guru mengajar serta seringnya guru memberikan latihan-latihan ulangan, membimbingan dengan baik murid SD Negeri Sukamanah selama 3 tahun mengalami kemajuan nilai Ujian Nasional (Daftar Nilai UN terlampir).
- Sebagian besar guru dapat mengoperasionalkan komputer, oleh sebab itu guru dapat membuat analisis melalui komputer atau Laptop. (Foto ICT terlampir)
3. Kendala Yang Dihadapi Dalam Melaksanakan Strategi Yang Dipilih
- Masih ada beberapa guru dalam berdiskusi belum menampakkan kerjasama, aktivitas dan perhatian yang baik terhadap permasalahan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar, sehingga diperlukan bimbingan yang lebih intensif.
- Kemampuan guru dalam menyusun RPP dan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar belum optimal sehingga perlu bimbingan berkelanjutan melalui KKG sekolah.
- Perlu waktu dalam merubah paradigma beberapa guru terutama guru-guru yang relatif lama mengajar dalam menuju guru yang profesional, mereka memiliki sifat konservatif, artinya merasa senang dengan apa yang sudah rutin dikerjakan (rutinitas), sehingga apabila muncul sesuatu yang baru yang inovatif, guru tersebut agak sulit menerima apalagi menerapkannya. Sehingga mereka (guru yang relatif lama mengajar), ‘agak sulit’ untuk diajak maju dan berkembang. Guru-guru lama ini biasanya telah mengalami titik jenuh dalam mengajar dan merasa jenjang kenaikan karirnya tidak bisa berkembang atau stagnan (Tirto, A, 2008).
4. Faktor-faktor pendukung
- Kepala SD Negeri Sukamanah sebagai fasilitator PCT/DCT dan 3 guru pemandu DCT dalam kegiatan program KKG bermutu.
- Kebersamaan atau kekompakan guru menjadi modal utama dalam meningkatkan mutu tenaga pendidik di SD INegeri Sukamanah Kabupaten Cianjur.
- Komite Sekolah dan Masyarakat turut membantu untuk kemajuan Sekolah di bidang sarana prasarana
Pemanfaatan lingkungan sekolah dalam proses pembelajaran baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial perlu adanya pemahaman tentang bagaimana alternatif/kemungkinan cara atau teknik pemanfaatannya. Pada hakekatnya alternative pengembangan yaitu menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar. Lingkugan sebagai sumber belajar di kelas dilakukan di dalam maupun diluar kelas dengan beberapa cara sebagai berikut:
- Karyawisata (Fieldtrip), yaitu mengunjungi lingkungan yang dijadikan objek studi tertentu sebagai bagian integral dari pelaksanaan kurikulum yang sesuai dengan kompetensi dasar.
- Melaksanakan Perkemahan (Scholl camping), yaitu bersama siswa mengadakan perkemahan dengan maksud tidak hanya sekedar untuk kegiatan rekreasi saja tetapi untuk memperkenalkan dan mempelajari lingkungan.
- Melakukan kegiatan survey, yaitu mengunjungi objek tertentu yang relevan dengan tujuan pembelajaran, misalnya untuk mempelajari kebiasaan dan adat istiadat di suatu daerah.
- Melakukan praktek kerja, yaitu para siswa diajak melakukan praktek kerja pada tempat-tempat pekerjaan yang ada di sekitar lingkungan sekolah.
- Mengadakan suatu proyek pelayanan kepada masyarakat, misalnya membantu dalam hal kebersihan lingkungan, kerja bakti di Mushola terdekat.
- Mengundang dokter Puskesmas untuk berbicara soal kesehatan atau cara-cara pencegahan suatu penyakit kepada para siswa di dalam kelas.
- Mengundang bapak polisi, kepala desa/lurah, penyuluh pertanian, ketua koperasi, dan atau tokoh masyarakat lainnya sebagai nara sumber (ressource person) untuk berbicara di depan para siswa kita mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan bidang tugasnya masing-masing.
(1) langkah perencanaan,
(2) langkah pelaksanaan, dan
(3) langkah tindak lanjut (follow up).
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI OPERASIONAL
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
KKG sekolah dan komite/masyarakat dapat meningkatkan prestasi belajar di SD Negeri Sukamanah Kabupaten Cianjur. Peningkatan pemahaman guru terhadap pentingnya pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai salah satu sumber belajar dengan menyadarkan dan membimbing guru memahami pentingnya memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai salah satu sumber belajar, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip bentuk pembelajaran yang berpihak pada pembelajaran melalui, relating, experienting, actuating, contekstual, transferring.
SD Negeri Sukamanah Kabupaten Cianjur dapat dijadikan sekolah unggul di Cianjur2. Rekomendasi Operasional
- Kepada Dinas Pendidikan atau instansi terkait sebagai bahan masukan dalam mengambil kebijakan/keputusan sebagai upaya meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru termasuk meningkatkan mutu pendidikan.
- Kepada LPMP yang turut membantu kegiatan program bermutu diupayakan terus dilanjutkan sampai tuntas.
- Kepada pengawas sekolah, dapat membantu dalam membimbing dan mengawasi guru dalam pelaksanaan tugasnya sehingga dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru.
- Kepada pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah selaku pemimpin pendidikan perlu terus melakukan inovasi pengelolaan sekolah dalam rangka mewujudkan visi dan misi sekolah.
- Kepada Komite sekolah dan masyarakat meningkatkan kerjasama dengan pihak sekolah khususnya dalam pembangunan di bidang sarana dan prasarana.
- Kepada guru-guru khususnya guru di SD Negeri Sukamanah Kecamatan Tanggeung Kabupaten Cianjur dengan dan kemampuannya untuk berubah perlu terus melakukan inovasi pembelajaran dalam rangka menjadikan pembelajaran yang efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Ekowati, Endang. 2001. Stategi Pembelajaran Kooperatif. Modul Pelatihan Guru Terintegrasi Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005.Tentang Standar Pendidikan Nasional. Himpunan Peraturan Pemerintah RI di Bidang Pendidikan. Jakarta. Binatama Raya.
Permendiknas Nomor 41 tahun 2007. Tentang Standar Proses. Himpunan Peraturan Pemerintah RI di Bidang Pendidikan. Jakarta. Binatama Raya.
Rusyan Tabrani. 2001. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung Remaja Rosdakarya.
Udin S. Winataputra, dkk. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Buku Materi Pokok PGSD2201. Modul 1-12. Jakarta. Universitas Terbuka.
Semoga Bermanfaat...!!!
Bagi yang membutuhkan filnya silahkan klik DISINI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar