PERILAKU
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH YANG EFEKTIF DALAM KEBERHASILAN MENERAPKAN
MANAJEMEN MUTU TERPADU
Oleh : Asep Supriadi, S.Pd.,MM.Pd
(Jaya Nagara)
Kepemimpinan dalam penerapan manajemen mutu terpadu
memerlukan dua keterampilan yaitu keterampilan memimpin dan keterampilan
mengelola (kepemimpinan dan manajerial). Perilaku kepemimpinan dalam
melaksanakan keterampilan ini memegang peranan yang sangat penting untuk
penerapan manajemen mutu terpadu. Perilaku kepemimpinan yang positif dan
mendukung terhadap penerapan manajemen mutu terpadu dalam organisasinya akan
lebih mencapai keberhasilan dibandingkan perilaku kepemimpinan yang hanya
memerintahkan bawahan dalam menerapkan perilaku manajemen mutu terpadu.
Hasil penelitian Douglas & Hakim (2001),
menemukan bahwa sebagian besar pemimpin yang hanya memberikan pelayanan untuk
peningkatan kualitas tanpa ada perilaku yang mendukung, mengurangi keberhasilan
pelaksanaan hasil manajemen mutu terpasu. Sommer dan Merritt (1994) dan Rad
(2005) juga berpendapat tentang perlunya pemimpin memberikan perhatian terhadap
strategi manajemen mutu terpadu karena secara signifikan perilaku hubungan
kepemimpinan dengan perilaku karyawan memiliki pengaruh terhadap keberhasilan
pelaksanaan manajemen mutu terpadu. Perbedaan perilaku kepemimpinan dan bawahan
dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan manajememen mutu terpadu juga akan
terlihat lebih nyata pada pelaksanaan manajemen mutu terpadu dan kinerja
organisasi dalam sektor jasa seperti sekolah (Al-Swidi, 2011).
Budianto (2011) menjelaskan untuk mencapai
keberhasilan manajemen mutu terpadu, perilaku kepemimpinan dalam dunia
pendidikan (kepala sekolah) harus mencerminkan: (1) fokus pada pelanggan, (2)
fokus pada pencegahan masalah, (3) investasi sumber daya, (4) memiliki strategi
mutu, (5) menyikapi komplain sebagai peluang untuk belajar, (6) mendefinisikan
mutu pada seluru area organisasi, (7) memiliki kebijakan dan rencana mutu, (8)
manajemen senior memimpin mutu, (9) proses perbaikan mutu melibatkan setiap
orang, (10) memiliki fasilitator mutu yang mendorong kemajuan mutu, (11)
karyawan dianggap memiliki peluang untuk menciptakan mutu, (12) kreativitas
adalah hal yang penting, (13) memiliki aturan dan tanggung jawab yang jelas,
(14) memiliki strategi evalusi yang jelas, (15) melihat mutu sebagai sebuah
cara untuk meningkatkan kepuasan pelanggan, (16) rencana jangka panjang, (17)
mutu dipandang sebagai bagian dari budaya, (18) meningkatkan mutu berada dalam
garis strategi imperatif-nya sendiri, (19) memiliki misi khusus, (20)
memperlakukan kolega sebagai pelanggan.
Sementara itu, Tiong (dalam Usman, 2011: 290)
menemukan dalam penelitiannya tentang karakteristik perilaku kepala sekolah
yang efektif antara lain sebagai berikut.
1) Kepala
sekolah yang adil dan tegas dalam mengambil keputusan
2) Kepala
sekolah yang membagi tugas secara adil kepada guru
3) Kepala
sekolah yang menghargai partisipasi staf
4) Kepala
sekolah yang memahami perasaan guru
5) Kepala
sekolah yang memiliki visi dan berupaya melakukan perubahan
6) Kepala
sekolah yang terampil dan tertib
7) Kepala
sekolah yang berkemampuan dan efisien
8) Kepala
sekolah yang memiliki dedikasi dan rajin
9) Kepala
sekolah yang tulus
10) Kepala
sekolah yang percaya diri
Sedangkan
perilaku kepemimpinan yang tidak efektif antara lain mencerminkan semangat yang
rendah, berpandangan sempit, diktator dan tidak memiliki rasa keterlibatan
dalam organisasi.
Dalam mencapai manajemen mutu (TQM), maka perubahan
adalah hal yang mutlak dilakukan suatu organisasi seiring dengan perubahan
perilaku pelanggan. Maka perilaku kepemimpinan kepala sekolah yang efektif
mencerminkan pemantauan, visioner, transformasional, rencana jangka panjang,
membangun jaringan kerja dengan pelanggan eksternal, inovatif, dan kreatif.
Bagi yang membutuhkan PPT tentang Kepemimpinan dan TQM silahkan download disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar